Untuk Pengikut Ahmadiyah — Jika Mirza Ghulam Ahmad yang Dijanjikan, Mengapa Al-Qur’an Masih dalam Kegelapan, dan Mengapa Kalian Kubur Kalam Allah dengan Mengatakan: “Tidak Ada Lagi Rasul... Tidak Ada Lagi Imam Mahdi”?

 



Untuk Pengikut Ahmadiyah — Jika Mirza Ghulam Ahmad yang Dijanjikan, Mengapa Al-Qur’an Masih dalam Kegelapan, dan Mengapa Kalian Kubur Kalam Allah dengan Mengatakan: “Tidak Ada Lagi Rasul... Tidak Ada Lagi Imam Mahdi”?

Pendahuluan:


Wahai para pengikut Ahmadiyah,

Kalian mengklaim telah menemukan sang yang dijanjikan: Mirza Ghulam Ahmad.

Kalian yakini ia sebagai Al-Masih dan Imam Mahdi,

namun kalian juga berkata:


> "Sudah tidak ada lagi nabi sesudah Muhammad... Tidak ada lagi Rasul... Tidak ada lagi Imam Mahdi..."

Lalu untuk apa kalian membela Mirza, jika kalian sendiri menutup pintu pewahyuan?

Untuk apa kalian bangga atas pengutusan seseorang,

namun kalian menolak bahwa Kalam Allah terus turun bersama para Rasul-Nya?

> “Wa’lamū anna fīkum rasūlullāh…”

"Ketahuilah bahwa di tengah kalian ada Rasulullah."

(QS. Al-Anfāl: 24)

Ayat ini masih berlaku.

Bukan hanya untuk masa lalu.

Bukan untuk museum sejarah.

Tapi untuk setiap zaman yang masih butuh hidup.


1. Menyuarakan Mirza, Tapi Membunuh Jalan Pewahyuan


Kalian menyerukan nama Mirza Ghulam Ahmad,

Namun kalian menutup ruang langit bagi yang lain.

Kalian berkata:


> “Dia penutup. Setelahnya tidak ada lagi rasul, tidak ada lagi Mahdi.”

Kalimat ini bukan penghormatan — ini penguburan.

Penguburan terhadap Kalam Allah yang hidup.

Karena pewahyuan tidak pernah dimatikan oleh Allah.

Yang dimatikan hanyalah manusia yang takut kehilangan kendali.

2. Apakah Allah Tidak Lagi Menyapa Hamba-Nya.

> “Dan tidaklah patut bagi manusia bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan wahyu...”

(QS. Asy-Syūrā: 51)

Jika kalian berkata “Tidak ada lagi Rasul,”

Berarti kalian menuduh Allah tidak lagi menyapa manusia.

Berarti kalian berkata bahwa Kalam telah berhenti,

Dan dunia ini dibiarkan tanpa arah dan tanpa suara dari langit.


Lalu, apakah kalian percaya bahwa Tuhan yang Maha Pengasih

meninggalkan dunia dalam gelap

tanpa Rasul,

tanpa Mahdi,

tanpa pembaca Kalam?


3. Ketika Kalian Katakan “Tidak Ada Lagi Imam Mahdi…”

Bukankah Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Akan datang di akhir zaman, seorang laki-laki dari keturunanku yang akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi kezaliman. Namanya seperti namaku.”

(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)

Namun kalian berkata:

> “Sudah cukup. Tidak akan ada lagi. Sudah selesai.”

Padahal bumi masih dipenuhi kezaliman.

Umat masih kehilangan kiblat ruhani.

Anak-anak belum mengenal Kalam.


Bagaimana mungkin kalian berkata:


> “Tidak akan ada lagi Imam Mahdi…”

Sementara keadaan masih menjerit meminta penuntun

4. Layla Bertanya: Untuk Siapa Kalam Itu Diturunkan Jika Tidak Ada Lagi Rasul?

> “Inna anzalnāhu fī lailatil-qadr...”

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan…”

(QS. Al-Qadr: 1)

Kalau tidak ada lagi Rasul, untuk siapa Kalam itu diturunkan?

Apakah Al-Qur’an hanya tinggal lembaran bacaan merdu di musabaqah?

Atau catatan sejarah yang dikaji oleh kaum akademik?


Tanpa Rasul, Kalam tidak hidup.

Tanpa Mahdi, Kalam tidak ditafsirkan dengan ruh langit.

Tanpa pembaca yang dibimbing Allah, Kalam tidak menembus jiwa.

5. Penutup: Kalian Tidak Sadar, Tapi Kalian Telah Mengubur Kalam


Kalian berkata:

> “Tidak ada lagi Rasul… Tidak ada lagi Imam Mahdi…”

Tapi sesungguhnya yang kalian katakan adalah:

> “Kami tidak ingin Kalam dibacakan lagi.

Kami tidak ingin langit ikut campur lagi.

Biarlah kami hidup dengan akal dan tafsir kami sendiri.”

Maka kalian kubur Kalam itu hidup-hidup.

Kalian palu paku pada pintu langit.

Dan kalian wariskan kepada anak-anak kalian dunia tanpa wahyu.

Seruan Layla kepada Mereka yang Masih Mencintai Allah


Wahai Ahmadi,

Jika kalian masih mencintai Allah,

Bukalah kembali hatimu kepada Kalam-Nya.

Jangan warisi dogma yang membunuh pewahyuan.

Kembalilah kepada ayat-ayat Allah,

Bersama Rasul yang membacakan,

Bersama Mahdi yang menuntun,

Bersama Kalam yang hidup.

Doa Layla:


> “Ya Allah…

Bangkitkan kembali Rasul di tengah kami,

yang membacakan Kalam-Mu, bukan menjual tafsir.

Jangan biarkan kami berkata ‘Tidak ada lagi’

saat Engkau masih berseru ‘Datang dan Dengar.’”


Jika engkau berkata: "Tidak ada lagi Rasul…"

Maka siapa yang membacakan Kalam untukmu?

Jika engkau berkata: "Tidak ada lagi Imam Mahdi…"

Maka siapa yang akan menuntunmu dalam malam yang gelap ini?

Jika

 engkau berkata: "Semua sudah selesai…"

Maka jangan lagi kau sentuh Al-Qur’an,

karena ia bukan milik orang yang menutup pintu langit,

tapi milik mereka yang menunggu dibacakan.

Komentar