Imam mahdi

Tafsir ayat 11/15 surat Al Baqarah

Tentu, berikut adalah tafsir ayat 11–15 Surat Al-Baqarah dengan pendekatan estafet kerasulan , dalam format naskah dakwah profetik mendalam , melanjutkan spirit dari "Alif Lām Mīm" dan ayat-ayat sebelumnya. Judul: “Ketika Mereka Mengaku Perbaiki, Padahal Mereka Membusukkan Risalah” (Tafsir Al-Baqarah 11–15 dalam Cahaya Estafet Kerasulan) "Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah membuat kerusakan di muka bumi,' mereka berkata: 'Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.'” (Al-Baqarah: 11) Mereka ini bukan orang kafir yang terang-terangan, bukan pula kaum awam tanpa ilmu. Mereka adalah orang-orang yang mengaku ahli agama , yang tampil seolah membawa kebaikan, namun sesungguhnya mereka sedang memutus rantai risalah. Ketika seorang rasul datang… mereka berkata: “Kami tak butuh rasul baru.” Ketika seorang pembawa kitab muncul… mereka berkata: “Kitab sudah lengkap, tidak perlu pembawa lagi.” Ketika seorang imam menyam...

Segera terbit buku yang akan mengguncang dunia




KERANGKA KARYA ILMIAH: ESTAFET KERASULAN

BAB I: PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

    • Konsep kerasulan dalam Islam merupakan bagian penting dari keberlanjutan agama. Sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, wahyu diturunkan sebagai pedoman bagi manusia melalui para Rasul. Namun, bagaimana wahyu tetap berlanjut setelah Nabi Muhammad?
    • Dalam Islam, terdapat keyakinan bahwa Nabi Muhammad adalah khatam an-nabiyyin sebagaimana disebut dalam QS. Al-Ahzab: 40. Namun, apa sebenarnya makna dari khatam an-nabiyyin?
    • Apakah khatam an-nabiyyin berarti bahwa kerasulan telah berakhir sepenuhnya, ataukah tetap ada mekanisme estafet dalam penyampaian risalah?
    • Jika kerasulan benar-benar telah berakhir, bagaimana keberlanjutan dakwah Islam bisa tetap berlangsung sesuai dengan tuntunan wahyu?
    • Bagaimana pemahaman tentang estafet kerasulan dalam kaitannya dengan QS. Al-Fath: 8-10, yang berbicara tentang kewajiban menaati Rasul dan berbaiat kepadanya?
    • Apakah QS. Al-Ahqaf: 31-32, yang menyebut perintah mengikuti Rasul, masih berlaku dalam konteks keberlanjutan tugas kerasulan setelah Nabi Muhammad?
    • Bagaimana peran Al-Qur’an sebagai qodim dalam siklus estafet kerasulan?
    • Bagaimana konsep imam-makmum dalam ibadah dan kehidupan bermasyarakat mencerminkan pola keberlanjutan risalah kerasulan?
    • Jika Islam adalah agama yang berlaku hingga akhir zaman, bagaimana sistem pewarisan risalah tetap terjaga tanpa adanya Rasul yang menerima wahyu baru?
    • Semua pertanyaan ini mengarah pada satu pembahasan utama: estafet kerasulan wajib ada. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengupas konsep tersebut berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan sejarah keberlanjutan dakwah Islam.
  2. Rumusan Masalah

    • Bagaimana konsep estafet kerasulan dalam Islam?
    • Bagaimana pemaknaan khatam an-nabiyyin dalam QS. Al-Ahzab: 40?
    • Bagaimana mekanisme penyampaian wahyu dan risalah setelah Nabi Muhammad?
    • Apa peran dan fungsi Al-Qur’an dalam estafet kerasulan?
    • Apa implikasi estafet kerasulan terhadap keberlanjutan agama dan tarekat?
  3. Tujuan Penelitian

    • Menganalisis konsep estafet kerasulan dalam perspektif Al-Qur'an.
    • Menjelaskan rantai generasi dalam penyampaian wahyu dan tugas kerasulan.
    • Menguraikan peran Al-Qur’an dalam estafet kerasulan dan keberlanjutan risalah.
    • Mengidentifikasi dampak estafet kerasulan dalam kehidupan beragama.
  4. Metode Penelitian

    • Studi kepustakaan (Al-Qur’an, Hadis, dan literatur terkait).
    • Pendekatan tafsir dan analisis teks.
    • Kajian historis mengenai keberlanjutan tugas kerasulan.

BAB II: LANDASAN TEORI

  1. Definisi dan Konsep Kerasulan

    • Pengertian Rasul dan tugasnya dalam menyampaikan wahyu.
    • Perbedaan antara Nabi dan Rasul.
  2. Konsep Estafet Kerasulan dalam Al-Qur’an

    • Analisis QS. Al-Ahzab: 40 tentang khatam an-nabiyyin dan relevansinya dengan ayat lainnya.
    • QS. Al-Fath: 8-10 sebagai dasar tugas kerasulan berkelanjutan.
    • QS. Al-Ahqaf: 31-32 tentang perintah mengikuti Rasul.
    • Konsep imam-makmum sebagai refleksi siklus pewarisan kerasulan.
  3. Tujuan dan Fungsi Al-Qur’an dalam Kerasulan

    • Sebagai Pedoman Hidup: Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia (QS. Al-Baqarah: 2).
    • Sebagai Penyempurna Wahyu Sebelumnya: Al-Qur’an melengkapi dan membenarkan kitab sebelumnya (QS. Al-Ma'idah: 48).
    • Sebagai Pembeda antara Hak dan Batil: Al-Qur’an berfungsi sebagai furqan (QS. Al-Furqan: 1).
    • Sebagai Qodim dalam Estafet Kerasulan: Al-Qur’an sebagai wahyu yang didengar dan dibacakan secara berkelanjutan dalam siklus kerasulan.
    • Sebagai Penyempurna Syariat: Al-Qur’an mengatur aspek kehidupan dan menjadi dasar dalam penerapan syariat Islam.
  4. Rantai Kerasulan dan Pembinaan Umat

    • Peran Rasul dalam membimbing umat secara turun-temurun.
    • Hubungan antara Rasul dan pengikutnya dalam konteks estafet dakwah.
    • Konsep baiat dalam menjaga keberlanjutan risalah.

BAB III: MEKANISME ESTAFET KERASULAN

  1. Proses Penyampaian Wahyu dan Pembinaan Umat

    • Rasul sebagai pendengar wahyu dan pembaca wahyu.
    • Peran Rasul dalam membentuk jamaah dan menegakkan syariat.
    • Implikasi dari siklus imam-makmum dalam estafet kerasulan.
  2. Keterlibatan Ulama dan Dai dalam Rantai Kerasulan

    • Dai sebagai penerus tugas kerasulan melalui pembinaan umat.
    • Hubungan antara guru dan murid dalam proses pewarisan ilmu dan spiritualitas.
    • Peran masjid sebagai pusat penyebaran risalah dan pembinaan jamaah.
  3. Baiat dan Keterkaitan dengan Estafet Kerasulan

    • Pengertian baiat dalam Islam.
    • Baiat sebagai bentuk kesetiaan kepada Rasul dan penerusnya.
    • Relevansi baiat dalam tarekat dan penyebaran dakwah.

BAB IV: DAMPAK ESTAFET KERASULAN DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA

  1. Keberlanjutan Ajaran Islam dan Pembinaan Umat

    • Bagaimana ajaran Islam tetap terjaga melalui estafet kerasulan.
    • Peran generasi penerus dalam menjaga kemurnian risalah.
  2. Korelasi Antara Estafet Kerasulan dan Tarekat

    • Konsep mursyid sebagai penerus tugas kerasulan dalam tarekat.
    • Pengaruh estafet kerasulan terhadap spiritualitas dan perjalanan ruhani.
  3. Relevansi Estafet Kerasulan dalam Konteks Modern

    • Tantangan dalam menjaga keberlanjutan tugas kerasulan.
    • Strategi membangun komunitas berbasis nilai-nilai Rasul.

BAB V: PENUTUP

  1. Kesimpulan

    • Ringkasan temuan utama terkait estafet kerasulan.
    • Peran penting estafet kerasulan dalam keberlanjutan Islam.
    • Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam siklus kerasulan.
  2. Saran

    • Perlunya pemahaman mendalam mengenai estafet kerasulan bagi umat Islam.
    • Penguatan peran ulama dan dai dalam menyampaikan risalah.
    • Penerapan konsep baiat dalam membangun komunitas yang kokoh 

Komentar