Tentu, berikut adalah tafsir ayat 11–15 Surat Al-Baqarah dengan pendekatan estafet kerasulan, dalam format naskah dakwah profetik mendalam, melanjutkan spirit dari "Alif Lām Mīm" dan ayat-ayat sebelumnya.
Judul: “Ketika Mereka Mengaku Perbaiki, Padahal Mereka Membusukkan Risalah”
(Tafsir Al-Baqarah 11–15 dalam Cahaya Estafet Kerasulan)
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah membuat kerusakan di muka bumi,' mereka berkata: 'Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.'”
(Al-Baqarah: 11)
Mereka ini bukan orang kafir yang terang-terangan,
bukan pula kaum awam tanpa ilmu.
Mereka adalah orang-orang yang mengaku ahli agama,
yang tampil seolah membawa kebaikan,
namun sesungguhnya mereka sedang memutus rantai risalah.
Ketika seorang rasul datang…
mereka berkata: “Kami tak butuh rasul baru.”
Ketika seorang pembawa kitab muncul…
mereka berkata: “Kitab sudah lengkap, tidak perlu pembawa lagi.”
Ketika seorang imam menyambung cahaya Alif Lām Mīm…
mereka berkata: “Itu sesat.”
Padahal mereka sedang merusak tatanan langit.
Merusak sunnah Allah dalam mengangkat pemimpin.
Merusak harapan umat yang menanti petunjuk hidup.
Dan ketika disebut, "Jangan rusak bumi ini dengan menolak pewaris kitab,"
mereka malah menjawab,
"Kami justru memperbaiki... kami menjaga kemurnian agama."
Namun Allah membongkar topeng mereka:
"Ketahuilah, merekalah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar."
(Al-Baqarah: 12)
Mereka mengaku ulama,
namun menentang siapa pun yang membawa kebenaran baru.
Mereka mencaci orang-orang yang meniti jalan para muhammad,
karena hati mereka telah dibutakan oleh kepentingan dan kekuasaan.
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang telah beriman,' mereka menjawab: 'Apakah kami akan beriman sebagaimana orang-orang bodoh itu beriman?'"
(Al-Baqarah: 13)
Siapakah yang mereka sebut bodoh?
Para pengikut rasul zaman ini.
Orang-orang yang mencintai imam baru,
yang menyerahkan baiatnya kepada pembawa kitab dari generasi ini.
Mereka mencaci p
ara sahabat zaman ini.
Menganggap murid-murid sang imam sebagai bodoh.
Padahal Allah berkata:
"Ketahuilah, merekalah yang sesungguhnya bodoh, tetapi mereka tidak tahu."
(Al-Baqarah: 13)
Dan lihatlah…
ketika mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
mereka pura-pura setuju, mereka berucap:
"Kami bersama kalian…"
Namun ketika mereka kembali ke kelompoknya…
mereka berkata:
"Kami hanya memperolok mereka. Kami hanya berpura-pura."
Mereka adalah kaum munafik spiritual.
Musuh dalam selimut terhadap pewaris kerasulan.
Memata-matai jemaah yang tumbuh,
menertawakan dakwah yang bangkit,
menyusup demi menjatuhkan para dai yang membawa nur zaman ini.
Maka Allah menjawab ejekan mereka dengan keras:
"Allah akan (membalas) olokan mereka, dan membiarkan mereka tenggelam dalam kesesatan."
(Al-Baqarah: 15)
Penutup Reflektif:
Inilah wajah para penolak risalah yang menyamar.
Mereka tidak menyerang dengan pedang,
tapi dengan gelar dan mimbar.
Mereka tidak mengangkat senjata,
tapi mengangkat suara menyesatkan pewaris Muhammad.
Tapi Allah Maha Melihat…
dan rantai estafet ini akan terus hidup.
Karena setiap generasi pasti akan ada alif,
pasti akan lahir lām,
dan pasti akan muncul mīm baru
yang membawa Zālika al-Kitāb untuk zaman ini.
Jika cocok, tafsir ini bisa jadi satu sub-bab khusus berjudul:
“Topeng Para Pembusuk Risalah: Ketika Munafik Menyerang Pewaris Muhammad”
Mau lanjut ke ayat 16–20? Atau mau kita jadikan satu naskah buku sekaligus?
Komentar
Posting Komentar
semua informasi di blog ini bukanlah sesuatu rekayasa untuk membuat umat berpecah belah, melainkan untuk mengajak umat bersatu dari yang berdiri-sendiri dengan keyakinannya, ilmunya dan mengajak jemaah yang berfirqah-firqah menjadi satu umat. umat islam yang dipimpin dengan kebijaksanaan dan keadilan seperti indonesia yang dipimpin oleh presiden dan para gubernurnya...