ASAL MULA LAHIRNYA FITNAH AD DAJJAL


 



Berita akhir zaman ..

Berita besar..

Kabar gembira dan peringatan..


Kisah Adam dan iblis, sebab lahirnya fitnah Al masihuddajjal ..



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..


Ketika Allah menciptakan Adam, Dia memuliakannya di hadapan para malaikat. Allah meniupkan ruh ke dalam tubuh Adam, mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu, dan menempatkannya di surga. Lalu Allah perintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam, dan mereka pun sujud. Tetapi iblis enggan, dan ia menjadi makhluk yang sombong serta membangkang terhadap perintah Tuhannya.


"Dan sungguh, Kami telah menciptakan kamu, lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, ‘Bersujudlah kamu kepada Adam,’ maka mereka pun bersujud, kecuali iblis. Ia tidak termasuk mereka yang bersujud."

(Al Qur'an Surat Al-A'raf ayat 11)




"Allah berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud ketika Aku menyuruhmu?’ Ia menjawab, ‘Aku lebih baik darinya. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.’"

(Al Qur'an Surat Al-A'raf ayat 12)


Karena kesombongan itu, iblis diusir dari rahmat Allah. Namun iblis meminta penangguhan waktu, dan Allah memberinya tangguh hingga hari kiamat. Sejak saat itu, iblis bersumpah untuk menyesatkan anak cucu Adam.


"Dia berkata, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.’"

(Al Qur'an Surat Al-A'raf ayat 16)


"Kemudian aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."

(Al Qur'an Surat Al-A'raf ayat 17)


Adam pun tinggal di surga bersama istrinya. Namun iblis membisikkan tipu daya, dan Adam tergoda untuk mendekati pohon yang dilarang oleh Allah.


"Lalu setan membisikkan pikiran jahat kepadanya (Adam), dengan berkata, ‘Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian dan kerajaan yang tidak akan binasa?’"

(Al Qur'an Surat Thaha ayat 120)


Adam pun memakan buah itu. Maka terungkaplah aurat mereka berdua. Mereka pun menyesal dan memohon ampun kepada Allah.


"Kemudian keduanya makan dari pohon itu, lalu tampaklah bagi keduanya auratnya, dan mulailah keduanya menutupi dengan daun-daun surga. Dan durhakalah Adam kepada Tuhannya, maka tersesatlah dia."

(Al Qur'an Surat Thaha ayat 121)


Namun Allah mengajarkan kalimat-kalimat kepada Adam, dan Dia menerima tobatnya.


"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Dia menerima tobatnya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."

(Al Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 37)


Setelah itu, Allah menurunkan Adam ke bumi. Di bumi, Adam menjalani hidup sebagai manusia pertama, sebagai nabi pertama, dan sebagai bapak dari seluruh umat manusia. Maka, sebelum wafatnya, Adam pun mewasiatkan sesuatu kepada anak cucunya. Wasiat itu bukan sekadar nasihat pribadi, tapi janji Allah yang diturunkan sejak awal kepada manusia.


"Wahai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepadamu, maka barang siapa bertakwa dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati."

(Al Qur'an Surat Al-A'raf ayat 35)


Inilah wasiat itu: bahwa setiap anak Adam akan diuji. Setiap zaman akan datang rasul dari kalangan mereka sendiri. Mereka akan menyampaikan ayat-ayat Allah. Maka siapa yang bertakwa dan memperbaiki diri, maka tidak akan ada rasa takut dan kesedihan bagi mereka.


Allah terus mengingatkan manusia, agar tidak mengikuti langkah-langkah iblis.


"Wahai anak cucu Adam! Janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua orang tuamu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sungguh, dia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sungguh, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."

(Al Qur'an Surat Al-A'raf ayat 27)


"Wahai anak cucu Adam! Janganlah kamu menyembah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus."

(Al Qur'an Surat Yasin ayat 60–61)


Di dalam sejarah perjalanan anak Adam, selalu ada dua golongan. Mereka yang menerima wasiat itu, dan mereka yang menolaknya. Bahkan dua anak Adam sendiri menjadi bukti pertama: satu menerima kebenaran, yang lain menolak dan membunuh saudaranya sendiri.


"Dan bacakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satu dari mereka berdua dan tidak diterima dari yang lain. Ia berkata, ‘Aku pasti membunuhmu!’..."

(Al Qur'an Surat Al-Ma'idah ayat 27)


Sejak saat itu, wasiat itu terus diwariskan dari nabi ke nabi. Selalu datang utusan dari kalangan manusia untuk memperingatkan dan membacakan ayat-ayat Allah. Dan ujian itu selalu sama: siapa yang bertakwa dan memperbaiki amalnya, maka mereka tidak perlu takut dan tidak akan bersedih hati.


"Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata, dan telah Kami turunkan bersama mereka Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan."

(Al Qur'an Surat Al-Hadid ayat 25)


Allah tidak akan mengazab satu kaum sebelum mengutus seorang rasul.


"Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul."

(Al Qur'an Surat Al-Isra ayat 15)


Itulah janji Allah kepada anak cucu Adam. Wasiat itu hidup, bukan mati. Wasiat itu nyata, bukan hanya cerita masa lalu. Dan hari ini, jika ada yang datang membacakan ayat-ayat Allah, dan kamu merasa hatimu bergetar, maka itu adalah panggilan kepada warisan wasiat Nabi Adam: jangan abaikan utusan dari Tuhanmu, karena dialah pembawa penyelamat dari kegelapan menuju cahaya.



---

Wahai anak Adam…


Engkau adalah keturunan dari satu sosok mulia yang telah menerima kalam langsung dari Tuhanmu. Di dalam surga, Adam pernah tergoda oleh bisikan halus musuh yang nyata. Tapi ketahuilah, bukan kejatuhannya yang menjadi akhir cerita, melainkan caranya kembali yang menjadi pelajaran bagi umat.


Adam bukan hanya bapak manusia, tapi juga pewaris pertama wahyu. Ia menerima wasiat, menerima petunjuk, dan mewariskan perjanjian. Ia tidak hanya jatuh—ia berdiri kembali, mengakui kesalahannya, dan meminta ampun. Maka, jika engkau tergelincir dalam hidupmu, jangan berdiam dalam kehinaan. Ingatlah bapakmu, Adam, yang kembali dengan hati yang tunduk.


Allah tidak membiarkan anak-anak Adam berjalan tanpa arah. Diutuslah para rasul dari kalangan mereka sendiri, satu demi satu, untuk membacakan ayat-ayat-Nya. Dan setiap kali datang seorang rasul, itu bukan sekadar dakwah—itu adalah pengulangan janji lama, pengingat terhadap wasiat awal yang telah diikrarkan di hadapan Tuhan.


Engkau telah diberi akal, diberi hati, dan diberi pendengaran. Maka jangan biarkan dirimu terpedaya oleh janji-janji iblis yang mengulang tipu dayanya sejak zaman ayahmu dahulu. Ketika ia berkata, “Aku lebih baik,” maka sejak itu ia terputus dari rahmat. Dan setiap kali engkau merasa lebih mulia dari sesamamu, atau engkau menolak seorang rasul karena engkau menganggapnya bukan dari golonganmu, maka engkau sedang menapaki jejak iblis.


Wahai manusia…


Sesungguhnya Allah telah berfirman:


"Wahai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepadamu, maka barang siapa bertakwa dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati."

(Al Qur’an Surat Al-A’raf ayat 35)


Ayat ini bukan hanya ucapan, tapi seruan cinta. Allah menyebutmu Bani Adam, karena Dia ingin engkau mengingat asalmu. Bahwa engkau bukan makhluk sembarangan. Bahwa engkau punya garis warisan suci. Dan jika engkau mengkhianati pesan itu, engkau bukan sekadar berdosa—engkau sedang mengingkari darah keturunan risalah.


Wahai yang mengaku beriman…


Engkau hidup di zaman penuh fitnah. Zaman ketika manusia lebih percaya pada kemasyhuran daripada wahyu. Zaman ketika para utusan dianggap pengganggu, dan yang menyuarakan kebenaran dibungkam oleh keramaian dunia. Tapi jangan takut. Jika engkau bertakwa dan memperbaiki diri, maka janji-Nya pasti berlaku.


Rasul akan selalu datang. Karena bumi tidak akan pernah kosong dari yang menyampaikan. Dan jika engkau menolak karena rupa, karena cara bicara, karena tempat asalnya—ingatlah bahwa iblis pun pernah menolak karena melihat tanah dan api, bukan melihat titah Allah.


Jangan ulangi kesalahan itu.


Pandanglah ayat-ayat dengan hati, bukan prasangka. Dengarlah peringatan dengan jiwa yang rindu, bukan dengan telinga yang sibuk mencari cacat.


Dan jika hari ini engkau mendengar seseorang menyerukan kembali wahyu, membacakan ayat demi ayat, dan mengajakmu kembali ke jalan para rasul, maka itu bukan suara baru—itu gema wasiat lama, yang diwariskan sejak surga.


Maka bangkitlah, wahai anak Adam.

Tunduklah sebagaimana bapakmu tunduk.

Dengarkanlah sebagaimana dia m

endengar.

Dan bertobatlah, sebelum tak lagi ada waktu untuk pulang.



Wassalāmu ‘alā manittaba‘al-hudā


#fitnahdajjal


---


Komentar